Keberhasilan belajar tidak hanya ditentukan oleh lamanya durasi waktu belajar. Tapi juga manajemen waktu, cara belajar dan bagaimana kamu membuat notetaking atau catatan tertulis. Terlebih bagi kamu yang memiliki kapasitas ingatan yang pendek. Catatan akan membantumu belajar dengan cara yang paling efektif.
Mencatat memang bisa dilakukan oleh siapapun. Tapi mencatat dengan cara baik dan benar sesuai dengan kemampuan belajar, tidak semua orang bisa melakukannya. Artikel ini akan membahas apa saja metode catatan tertulis yang bisa kamu sesuaikan dengan gaya belajarmu.
Dari beberapa catatan akademisi, setidaknya ada 5 jenis notetaking yang sering digunakan. Antara lain :
Dari sekian metode catatan tertulis, metode outline adalah yang paling populer. Karena melakukannya cukup mudah, serta cocok untuk semua mata pelajaran. Kecuali fisika dan matematika yang mengharuskan untuk menulis rumus.
Cara penyusunannya sangat mudah. Pada bagian paling atas, kamu cukup menuliskan topik dan judul. Lalu diikuti dengan poin-poin pembahasan pada bagian bawahnya. Cara ini akan membantu kamu tetap fokus mendengarkan penjelasan guru atau dosen di kelas. Karena tidak perlu menuliskan banyak catatan.
Selain itu, metode outline ini juga akan mempermudah belajar dan membacanya kembali. Dengan memahami poin-poin penting yang menjadi penjelasan. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja yang menggunakan metode ini. Karyawan kantor juga sering menggunakannya untuk mencatat poin penting saat meeting koordinasi di kantor.
Terkenal sebagai metode catatan tertulis yang sistematis dan terorganisir. Metode corner bisa kamu gunakan untuk mencatat semua mata pelajaran. Ini membantu melakukan review materi lebih efektif dan cepat. Tapi jika membandingkannya dengan metode outline, metode corner ini lebih rumit.
Kamu perlu membagi halaman dalam 4 bagian. Bagian paling atas untuk menulis judul materi. Bagian paling bawah untuk menulis kesimpulan. Sedangkan pada bagian tengah, kamu bisa bagi lagi menjadi dua bagian. Yaitu bagian kanan dan kiri.
Pada bagian kanan, kamu bisa gunakan untuk menulis berbagai catatan. Sedangkan pada bagian kiri, bisa digunakan untuk menulis keyword atau pertanyaan apapun yang terkait dengan materi. Sekilas memang terlihat lebih rumit. Namun cara ini justru lebih efektif bagi kamu yang suka catatan rapi dan detail.
Bagi kamu yang lebih suka menggunakan media digital untuk mencatat, memilih metode boxing adalah pilihan yang paling sesuai. Karena kamu bisa menghapus atau mengganti catatan dengan mudah dan cepat. Kamu bisa menggunakan metode ini untuk mengelompokkan materi yang sejenis atau saling berhubungan.
Seperti namanya, cara pembuatan metode ini juga sangat mudah. Cukup sediakan beberapa kotak dalam satu lembar. Lalu kelompokkan materi pada kotak sesuai dengan jenisnya atau yang berhubungan.
Kelebihan metode ini adalah mempermudah untuk me-review dan memahami hubungan antara satu materi dengan materi lainnya. Lalu apakah metode ini bisa digunakan untuk menulis catatan di buku? Bisa saja. Tapi akan merepotkan jika harus melakukan bongkar pasang dari satu kotak ke kotak lainnya.
Seperti namanya, metode ini paling tepat jika menggunakannya untuk mencatat materi yang berhubungan dengan statistik. Karena menggunakan diagram, grafik, dan tabel dalam penyajiannya. Memang sangat efektif, namun membutuhkan waktu yang lama untuk proses pembuatannya.
Siswa dan mahasiswa biasanya menggunakan notetaking metode chart ini untuk belajar sebelum ujian. Karena teknik yang ada memang sangat mendukung untuk mengingat materi saat ujian.
Yaitu metode mencatat dengan menempatkan ide utama pada bagian tengah. Lalu menghubungkannya dengan sub bahasan dengan menggunakan garis lurus. Jika membandingkannya dengan cara yang lain, metode ini memang terlihat lebih estetik. Karena kamu bisa menggunakan berbagai warna untuk membedakan antara satu bahasan dengan bahasan lainnya.
Sayangnya, memerlukan lembaran yang cukup luas untuk bisa membuat catatan dengan metode mapping ini. Paling tepat untuk membuat catatan di atas lembaran kertas secara manual. Bukan dengan menggunakan media seperti smartphone atau laptop.
Tidak hanya mengandalkan metode yang tepat saja. Kamu juga harus bisa menjadi notetaker atau pencatat yang handal untuk bisa menghasilkan notetaking yang baik. Berikut beberapa tips menjadi notetaker yang baik :
Perlu kamu ketahui, untuk bisa menjadi notetaker yang handal, kamu harus bisa bekerja secara multitasking. Karena seorang notetaker harus mendengar, melihat, dan mencatat dalam waktu yang bersamaan. Tanpa kemampuan multitasking, sulit untuk melakukan semua ini.
Meski kamu memiliki skill multitasking yang tinggi, tapi jika tidak disertai dengan daya konsentrasi yang tinggi, tetap sulit untuk bisa membuat catatan tertulis yang baik. Maka dari itu, pusatkan perhatian pada penjelasan dosen atau guru di kelas. Hindari rasa kantuk, ngelamun, atau melakukan aktivitas lain yang tidak ada hubungannya dengan perkuliahan.
Ini adalah konsep paling utama yang perlu untuk semua notetaker memahaminya. Yaitu tidak perlu mencatat semua materi yang dosen atau guru kamu berikan. Kamu hanya perlu mencatat poin pentingnya saja. Untuk bisa mendapat poin penting inilah perlu konsentrasi tinggi untuk mendengarkan dan mencerna materi yang pengajar sampaikan.
Serumit apapun penjelasan dosen atau guru, kamu harus tetap bisa menulis catatan dengan kalimat sederhana. Kecuali beberapa istilah yang memang harus dalam bentuk awalnya tanpa menggunakan kata pengganti.
Selain itu, gunakan kalimat yang efektif. Yaitu kalimat yang sesuai dengan tanda baca, EYD, tidak multitafsir, dan tidak ambigu. Semua kalimat harus jelas dan tepat. Kamu juga bisa menambahkan simbol untuk memperjelas jika diperlukan.
Untuk menghindari kemungkinan ada materi yang terlewat, kamu bisa menggunakan berbagai media pendukung yang memungkinkan. Seperti alat perekam atau Google docs. Kedua media ini akan membantu melengkapi dan membuat catatan lebih jelas dan praktis.
Atau jika guru atau dosen menulis di papan tulis, kamu bisa menggunakan kamera untuk mendapatkan informasi yang lebih valid. Foto beberapa keterangan yang ada di papan tulis. Lalu gunakan untuk melengkapi catatan kamu.
Tidak hanya mengandalkan materi dari dosen atau guru saja. Kamu juga bisa menambah materi dengan mencari dari buku atau internet. Fungsinya adalah agar notetaking yang kamu buat lebih lengkap dan detail. Karena bisa jadi ada materi penjelas yang tidak sempat dijelaskan oleh guru atau dosen di kelas.
Jangan hanya mengandalkan satu perangkat saja. Misalkan menggunakan smartphone untuk membuat catatan. Tapi juga ada perangkat lain sebagai pendukung seperti buku tulis dan pensil. Berjaga-jaga kalau tiba-tiba gadget mati atau kehabisan baterai.
Bagaimana? Sudah siap membuat notetaking sekarang? Jika kamu ingin mendapatkan uang tambahan, kamu bisa jual catatan kamu di Stuvia. Dengan bergabung bersama stuvia, kamu bisa mendapat uang tambahan dengan menjual berbagai catatan sekolah atau kuliah. Yuk Daftar sekarang! Dengan begitu kamu bisa membantu belajar orang lain tanpa perlu lelah tapi tetap dibayar.