Cara Menghasilkan Uang dari Internet

Cara Mengerjakan Tugas Matematika Kelas 5 & Contohnya

Bagikan artikel ini

Mengerjakan tugas matematika di kelas 5 dapat menjadi tantangan yang menarik sekaligus membangun kemampuan logika dan pemecahan masalah para siswa.

Pada tingkat ini, pelajaran matematika mencakup berbagai konsep, mulai dari operasi hitung dasar hingga pemahaman tentang pola, pengukuran, dan statistik sederhana.

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa pelajaran matematika kelas 5, beserta contoh dan cara penyelesaiannya.

1. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

Di kelas 5, kamu akan belajar lebih lanjut tentang operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Bilangan bulat adalah bilangan positif dan negatif beserta nol.

Penjumlahan adalah operasi menggabungkan dua atau lebih bilangan untuk mendapatkan totalnya, sedangkan pengurangan adalah operasi pengurangan satu bilangan dari bilangan lainnya.

Contoh Penjumlahan Bilangan Bulat:

  • 5 + 3 = 8
    Penjelasan: Kita menambahkan bilangan 5 dengan 3 untuk mendapatkan hasil 8.
  • (-7) + 2 = -5
    Penjelasan: Penjumlahan bilangan negatif dengan bilangan positif menghasilkan bilangan negatif. (-7) + 2 = -5.
  • 12 + (-9) = 3
    Penjelasan: Penjumlahan bilangan positif dengan bilangan negatif menghasilkan bilangan positif. 12 + (-9) = 3.

Contoh Pengurangan Bilangan Bulat:

  • 10 - 4 = 6
    Penjelasan: Kita mengurangkan bilangan 4 dari 10 untuk mendapatkan hasil 6.
  • (-3) - 8 = -11
    Penjelasan: Pengurangan bilangan negatif dengan bilangan positif menghasilkan bilangan negatif. (-3) - 8 = -11.
  • 5 - (-7) = 12
    Penjelasan: Pengurangan bilangan positif dengan bilangan negatif menghasilkan bilangan positif. 5 - (-7) = 12.

Semua contoh ini menggambarkan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan mengikuti aturan tanda dan memahami bahwa tanda bilangan (positif atau negatif) akan mempengaruhi hasil akhir.

2. Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat

Selanjutnya, kamu akan mempelajari perkalian dan pembagian bilangan bulat. Perkalian adalah operasi berulang untuk menambahkan bilangan yang sama sejumlah tertentu.

Pembagian adalah operasi membagi bilangan menjadi bagian-bagian yang sama besar. Kamu akan memahami konsep dasar perkalian dan pembagian serta menerapkan pemahaman ini dalam konteks bilangan bulat.

Contoh Perkalian Bilangan Bulat:

  • 4 × 3 = 12
    Penjelasan: Kita mengalikan bilangan 4 dengan 3 untuk mendapatkan hasil 12.
  • (-5) × 2 = -10
    Penjelasan: Perkalian bilangan negatif dengan bilangan positif menghasilkan bilangan negatif. (-5) × 2 = -10.
  • (-2) × (-4) = 8
    Penjelasan: Perkalian bilangan negatif dengan bilangan negatif menghasilkan bilangan positif. (-2) × (-4) = 8.

Contoh Pembagian Bilangan Bulat:

  • 15 ÷ 5 = 3
    Penjelasan: Kita membagi bilangan 15 dengan 5 untuk mendapatkan hasil 3.
  • (-10) ÷ 2 = -5
    Penjelasan: Pembagian bilangan negatif dengan bilangan positif menghasilkan bilangan negatif. (-10) ÷ 2 = -5.
  • 8 ÷ (-4) = -2
    Penjelasan: Pembagian bilangan positif dengan bilangan negatif menghasilkan bilangan negatif. 8 ÷ (-4) = -2.

Dalam perkalian dan pembagian bilangan bulat, aturan tanda juga berlaku. Kombinasi tanda bilangan (positif atau negatif) akan menentukan hasil akhirnya.

3. Pengukuran Panjang, Berat, dan Waktu

Dalam pelajaran ini, kamu akan belajar tentang pengukuran panjang, berat, dan waktu. Kamu akan mempelajari satuan-satuan pengukuran yang digunakan dalam berbagai konteks, seperti meter dan sentimeter untuk panjang, gram dan kilogram untuk berat, serta jam, menit, dan detik untuk waktu.

Kamu akan diajarkan bagaimana mengkonversi antara satuan-satuan ini dan bagaimana menerapkan pengukuran dalam situasi nyata.

Contoh Pengukuran Panjang:

  • Panjang meja ini adalah 150 cm.
    Penjelasan: Panjang meja diukur menggunakan satuan sentimeter (cm).
  • Sebuah pita memiliki panjang 2 meter 30 centimeter.
    Penjelasan: Panjang pita diukur dalam meter dan centimeter.

Contoh Pengukuran Berat:

  • Berat beras yang dijual adalah 5 kilogram.
    Penjelasan: Berat beras diukur menggunakan satuan kilogram (kg).
  • Ikan yang ditangkap memiliki berat 800 gram.
    Penjelasan: Berat ikan diukur dalam gram (g).

Contoh Pengukuran Waktu:

  • Durasi pertandingan sepak bola adalah 90 menit.
    Penjelasan: Waktu pertandingan diukur dalam satuan menit.
  • Proses memasak memerlukan waktu 45 menit.
    Penjelasan: Waktu memasak diukur dalam menit.

4. Bentuk Bangun Datar

Disini, kamu akan mempelajari tentang bentuk-bentuk dasar dari bangun datar, seperti segiempat, segitiga, lingkaran, dan segilima. Kamu akan memahami sifat-sifat khusus masing-masing bentuk, seperti jumlah sisi, sudut, dan properti lainnya.

Selain itu, kamu juga akan belajar menghitung keliling dan luas bangun datar menggunakan rumus yang sesuai.

Contoh Bentuk Bangun Datar:

A. Persegi

Persegi

Penjelasan: Persegi memiliki empat sisi yang sama panjang dan empat sudut siku-siku.

B. Segitiga

Segitiga

Penjelasan: Segitiga memiliki tiga sisi dan tiga sudut. Segitiga di atas adalah segitiga sama sisi.

C. Lingkaran

Lingkaran

Penjelasan: Lingkaran memiliki bentuk melingkar dengan semua titik pada jarak yang sama dari pusat.

D. Trapesium

Trapesium

Penjelasan: Trapesium memiliki dua pasang sisi sejajar. Trapesium di atas adalah trapesium sama kaki.

E. Belah Ketupat

Penjelasan: Belah ketupat memiliki empat sisi yang sama panjang dengan sudut-sudut yang tumpul.

Setiap bentuk bangun datar memiliki sifat-sifat khusus dan rumus-rumus tertentu untuk menghitung keliling dan luasnya. Mengenali bentuk-bentuk ini dan memahami properti-propertinya akan membantu dalam penghitungan dan penerapan dalam situasi nyata.

Contoh Menghitung Keliling dan Luas Bangun Datar:

A. Persegi

Keliling = 4 × sisi (s)

Luas = sisi (s) × sisi (s)

Contoh: Jika panjang sisi sebuah persegi adalah 6 cm,

Keliling = 4 × 6 = 24 cm

Luas = 6 × 6 = 36 cm²

B. Segitiga

Keliling = sisi A + sisi B + sisi C

Luas = 0.5 × alas (a) × tinggi (t)

Contoh: Dalam segitiga dengan alas 8 cm dan tinggi 10 cm,

Keliling = 8 + 6 + 7 = 21 cm

Luas = 0.5 × 8 × 10 = 40 cm²

C. Lingkaran

Keliling = π × diameter (d)

Luas = π × (jari-jari (r))^2

Contoh: Dalam lingkaran dengan jari-jari 5 cm,

Keliling = π × 10 ≈ 31.42 cm

Luas = π × 5^2 ≈ 78.54 cm²

D. Trapesium

Keliling = sisi A + sisi B + sisi C + sisi D

Luas = 0.5 × jumlah sisi sejajar (a + c) × tinggi (t)

Contoh: Jika trapesium memiliki panjang sisi sejajar 10 cm dan 8 cm, serta tinggi 6 cm,

Keliling = 8 + 12 + 10 + 15 = 45 cm

Luas = 0.5 × (10 + 8) × 6 = 54 cm²

E. Belah Ketupat

Keliling = 4 × sisi (s)

Luas = 0.5 × diagonal 1 × diagonal 2

Contoh: Dalam belah ketupat dengan panjang diagonal 1 = 12 cm dan diagonal 2 = 16 cm,

Keliling = 4 × 10 = 40 cm

Luas = 0.5 × 12 × 16 = 96 cm²

Dengan menguasai rumus-rumus di atas, kamu dapat dengan mudah menghitung keliling dan luas berbagai bentuk bangun datar. Ini sangat bermanfaat dalam pemecahan masalah dan penerapan matematika dalam situasi nyata.

5. Bentuk Bangun Ruang

Pelajaran tentang bentuk bangun ruang akan membawamu lebih jauh untuk memahami bentuk-bentuk tiga dimensi. Kamu akan belajar tentang bentuk-bentuk seperti kubus, balok, prisma, tabung, kerucut, dan bola.

Kamu akan mengenal properti-properti unik dari setiap bangun ruang, seperti jumlah sisi, titik sudut, dan ruang di dalamnya. Selain itu, kamu juga akan memahami cara menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang menggunakan rumus yang tepat.

Contoh Bentuk Bangun Ruang:

A. Kubus

Kubus

Penjelasan: Kubus memiliki enam sisi yang semua sisi dan sudutnya sama panjang. Semua sudutnya juga sudut tumpul.

B. Balok

Balok

Penjelasan: Balok memiliki tiga pasang sisi sejajar dan sudut-sudut tumpul. Panjang, lebar, dan tingginya bisa berbeda-beda.

C. Prisma

Prisma

Penjelasan: Prisma memiliki dua sisi yang sejajar dan bentuk alasnya bisa berbagai macam, seperti segitiga atau segiempat. Tinggi prisma juga dapat bervariasi.

D. Tabung

Tabung

Penjelasan: Tabung memiliki dua lingkaran sebagai alas dan sisi-sisi yang memanjang membentuk silinder. Tinggi tabung adalah jarak antara dua lingkaran alas.

E. Kerucut

Kerucut

Penjelasan: Kerucut memiliki satu lingkaran sebagai alas dan sisi yang meruncing ke satu titik. Tinggi kerucut adalah jarak dari titik tertinggi kerucut ke lingkaran alas.

F. Bola

Bola

Penjelasan: Bola tidak memiliki sisi atau sudut. Semua titik pada bola berjarak sama dari pusatnya.

Dengan memahami bentuk-bentuk bangun ruang di atas, kamu akan dapat mengenali properti dan rumus-rumus yang berkaitan dengan masing-masing bangun ruang. Ini akan berguna dalam menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang dalam berbagai konteks.

Contoh Menghitung Volume dan Luas Permukaan Bangun Ruang:

A. Kubus

Volume = sisi^3

Luas Permukaan = 6 × sisi^2

Contoh: Jika panjang sisi kubus adalah 4 cm,

Volume = 4^3 = 64 cm³

Luas Permukaan = 6 × 4^2 = 96 cm²

B. Balok

Volume = panjang × lebar × tinggi

Luas Permukaan = 2 × (panjang × lebar + panjang × tinggi + lebar × tinggi)

Contoh: Dalam balok dengan panjang 6 cm, lebar 3 cm, dan tinggi 5 cm,

Volume = 6 × 3 × 5 = 90 cm³

Luas Permukaan = 2 × (6 × 3 + 6 × 5 + 3 × 5) = 114 cm²

C. Tabung

Volume = π × jari-jari^2 × tinggi

Luas Permukaan = 2 × π × jari-jari × (jari-jari + tinggi)

Contoh: Dalam tabung dengan jari-jari 2 cm dan tinggi 8 cm,

Volume = π × 2^2 × 8 = 32π cm³

Luas Permukaan = 2 × π × 2 × (2 + 8) = 40π cm²

D. Kerucut

Volume = 1/3 × π × jari-jari^2 × tinggi

Luas Permukaan = π × jari-jari × (jari-jari + garis pelukis)

Contoh: Dalam kerucut dengan jari-jari 5 cm dan tinggi 12 cm,

Volume = 1/3 × π × 5^2 × 12 = 100π cm³

Luas Permukaan = π × 5 × (5 + 13) = 90π cm²

E. Bola

Volume = 4/3 × π × jari-jari^3

Luas Permukaan = 4 × π × jari-jari^2

Contoh: Dalam bola dengan jari-jari 7 cm,

Volume = 4/3 × π × 7^3 ≈ 1436.76 cm³

Luas Permukaan = 4 × π × 7^2 ≈ 616π cm²

Dengan memahami rumus-rumus di atas, kamu akan dapat dengan mudah menghitung volume dan luas permukaan berbagai bangun ruang. Ini sangat bermanfaat dalam pemecahan masalah dan penerapan matematika dalam situasi nyata.

6. Pola Bilangan dan Gambar

Pada pelajaran ini, kamu akan mempelajari pola-pola bilangan dan gambar. Pola bilangan adalah urutan angka yang mengikuti aturan tertentu, seperti deret aritmatika atau geometri.

Kamu akan diajarkan bagaimana mengidentifikasi pola-pola ini dan melanjutkan deret bilangan. Selain itu, kamu akan belajar tentang pola gambar yang mengikuti susunan tertentu.

Contoh Pola Bilangan:

A. Deret Aritmatika

2, 5, 8, 11, 14, ...

Penjelasan: Setiap suku dalam deret ini bertambah 3 dari suku sebelumnya.

B. Deret Geometri

3, 6, 12, 24, 48, ...

Penjelasan: Setiap suku dalam deret ini merupakan hasil perkalian suku sebelumnya dengan 2.

C. Pola Penambahan

1, 3, 6, 10, 15, ...

Penjelasan: Setiap suku dalam deret ini dihasilkan dengan menambahkan angka berturut-turut.

Contoh Pola Gambar:

A. Pola Berulang


▲ ▲
▲ ▲ ▲

Penjelasan: Setiap baris menambah satu segitiga dari baris sebelumnya.

B. Pola Bertingkat

1
1 2
1 2 3
1 2 3 4

Penjelasan: Setiap baris menambah angka bertingkat dari baris sebelumnya.

7. Pecahan Sederhana

Dalam pelajaran ini, kamu akan memahami konsep pecahan sederhana. Pecahan merupakan bagian dari suatu kesatuan, yang terdiri dari pembilang (bagian atas) dan penyebut (bagian bawah).

Kamu akan belajar mengenali pecahan dalam kehidupan sehari-hari, membandingkan pecahan, serta melakukan penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut yang sama.

Contoh Perhitungan Pecahan Sederhana:

A. Penjumlahan Pecahan:

Jika kita memiliki pecahan 1/3 dan ingin menambahkannya dengan 2/3:

1/3 + 2/3 = 3/3 = 1

Penjelasan: Pecahan 1/3 ditambahkan dengan 2/3 menghasilkan pecahan 3/3 yang ekuivalen dengan 1.

B. Pengurangan Pecahan:

Jika kita memiliki pecahan 5/8 dan ingin mengurangkannya dengan 3/8:

5/8 - 3/8 = 2/8 = 1/4

Penjelasan: Pecahan 5/8 dikurangkan dengan 3/8 menghasilkan pecahan 2/8 yang dapat disederhanakan menjadi 1/4.

C. Perkalian Pecahan

Jika kita memiliki pecahan 2/5 dan ingin mengalikannya dengan 3/4:

2/5 × 3/4 = 6/20 = 3/10

Penjelasan: Pecahan 2/5 dikalikan dengan 3/4 menghasilkan pecahan 6/20 yang dapat disederhanakan menjadi 3/10.

D. Pembagian Pecahan

Jika kita memiliki pecahan 2/3 dan ingin membaginya dengan 4/5:

(2/3) ÷ (4/5) = 10/12 = 5/6

Penjelasan: Pecahan 2/3 dibagi dengan 4/5 menghasilkan pecahan 10/12 yang dapat disederhanakan menjadi 5/6.

E. Penjumlahan Campuran Pecahan

Jika kita memiliki 1 1/2 dan ingin menambahkannya dengan 3/4:

1 1/2 + 3/4 = 3/2 + 3/4 = 9/4 = 2 1/4

Penjelasan: Pecahan campuran 1 1/2 ditambah dengan 3/4 menghasilkan pecahan campuran 2 1/4.

9. Statistik Sederhana

Pelajaran ini akan membawamu memahami dasar-dasar statistik. Kamu akan belajar tentang data, frekuensi, mean (rata-rata), median (nilai tengah), dan modus (nilai yang paling sering muncul).

Kamu akan mengumpulkan data, mengorganisasi data dalam bentuk tabel atau diagram, serta menganalisis data sederhana untuk mendapatkan informasi.

Contoh Perhitungan Statistik Sederhana:

A. Rata-Rata

Jika kita memiliki data nilai ujian matematika siswa: 70, 85, 90, 60, 78.

Rata-rata = (70 + 85 + 90 + 60 + 78) / 5 = 76.6

Penjelasan: Rata-rata dari kelima nilai tersebut adalah 76.6.

B. Median

Jika kita memiliki data usia dari sekelompok orang: 25, 30, 35, 40, 45.

Median = 35

Penjelasan: Median adalah nilai tengah saat data diurutkan. Pada kasus ini, nilai tengahnya adalah 35.

C. Modus

Jika kita memiliki data jumlah mobil yang dimiliki oleh beberapa keluarga: 2, 3, 4, 3, 2, 5, 4.

Modus = 2 dan 4

Penjelasan: Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam data. Pada kasus ini, nilai 2 dan 4 muncul lebih dari sekali.

D. Rentang

Jika kita memiliki data berat badan (dalam kg) dari beberapa orang: 55, 62, 70, 58, 65.

Rentang = 70 - 55 = 15

Penjelasan: Rentang adalah selisih antara nilai maksimum dan minimum dalam data. Pada kasus ini, rentangnya adalah 15 kg.

E. Kuartil

Jika kita memiliki data waktu (dalam menit) yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas: 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55.

Q1 (Kuartil Pertama) = 27.5

Q3 (Kuartil Ketiga) = 47.5

Penjelasan: Kuartil pertama (Q1) adalah median dari setengah bagian pertama data yang diurutkan. Kuartil ketiga (Q3) adalah median dari setengah bagian kedua data yang diurutkan.

F. Variansi

Jika kita memiliki data nilai tugas dari sekelompok siswa: 80, 85, 90, 75, 70.

Rata-rata = (80 + 85 + 90 + 75 + 70) / 5 = 80

Variansi = [(80 - 80)^2 + (85 - 80)^2 + (90 - 80)^2 + (75 - 80)^2 + (70 - 80)^2] / 5 = 50

Penjelasan: Variansi mengukur seberapa jauh data tersebar dari rata-rata. Semakin besar variansinya, semakin besar variasi data dari rata-rata.

10. Aritmatika Sederhana

Di sini, kamu akan mengulang konsep dasar aritmatika, termasuk penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Namun, pada tingkat ini, kamu akan menghadapi contoh-contoh yang lebih rumit, mungkin melibatkan lebih banyak digit atau operasi kombinasi.

Kamu akan melatih kemampuanmu dalam melakukan operasi matematika ini secara lebih cermat dan efisien.

Contoh Perhitungan Aritmatika Sederhana:

A. Penambahan

Jika kita memiliki perhitungan 5 + 7:

5 + 7 = 12

Penjelasan: Penambahan 5 dengan 7 menghasilkan 12.

B. Pengurangan

Jika kita memiliki perhitungan 15 - 8

15 - 8 = 7

Penjelasan: Pengurangan 8 dari 15 menghasilkan 7.

C. Perkalian

Jika kita memiliki perhitungan 4 × 6

4 × 6 = 24

Penjelasan: Perkalian 4 dengan 6 menghasilkan 24.

D. Pembagian

Jika kita memiliki perhitungan 18 ÷ 3

18 ÷ 3 = 6

Penjelasan: Pembagian 18 dengan 3 menghasilkan 6.

E. Gabungan Operasi

Jika kita memiliki perhitungan (10 + 5) × 3:

(10 + 5) × 3 = 45

Penjelasan: Pertama, dilakukan penambahan 10 dengan 5 menjadi 15, lalu hasilnya dikalikan dengan 3, menghasilkan 45.

F. Urutan Operasi

Jika kita memiliki perhitungan 8 + 6 × 2:

8 + 6 × 2 = 20

Penjelasan: Terlebih dahulu, perkalian 6 dengan 2 dilakukan, menghasilkan 12, lalu ditambahkan dengan 8, menghasilkan 20.

G. Pemecahan Masalah Aritmatika

Jika kita memiliki soal: "Sebuah toko memiliki 15 apel, dan setiap apel dijual seharga 2000 rupiah. Berapa total pendapatan toko dari penjualan apel?"

Total Pendapatan = Jumlah Apel × Harga Per Apel = 15 × 2000 = 30000 rupiah

Penjelasan: Kita mengalikan jumlah apel dengan harga per apel untuk mendapatkan total pendapatan.

Dalam contoh-contoh di atas, perhitungan aritmatika sederhana melibatkan operasi dasar seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Perhitungan-perhitungan ini digunakan dalam berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari.

11. Ukuran Panjang, Berat, dan Waktu

Dalam pelajaran ini, kamu akan belajar tentang pengukuran ukuran panjang, berat, dan waktu dengan lebih mendalam. Kamu akan memahami konsep dasar satuan pengukuran, seperti meter, centimeter, gram, kilogram, jam, menit, dan detik.

Selain itu, kamu juga akan mempelajari bagaimana mengukur dengan akurat menggunakan alat pengukur yang tepat.

Contoh Perhitungan Ukuran Panjang:

A. Konversi Satuan Panjang

Jika kita ingin mengonversi 2 meter menjadi centimeter:

2 meter = 2 × 100 = 200 sentimeter

Penjelasan: Satu meter sama dengan 100 sentimeter, sehingga 2 meter setara dengan 200 sentimeter.

B. Penambahan Ukuran Panjang

Jika kita memiliki seutas tali dengan panjang 1.5 meter dan ingin menambahkannya dengan tali lain yang panjangnya 2.3 meter:

Panjang total = 1.5 + 2.3 = 3.8 meter

Penjelasan: Penambahan panjang tali pertama dan tali kedua menghasilkan panjang total 3.8 meter.

Contoh Perhitungan Ukuran Berat:

A. Konversi Satuan Berat

Jika kita ingin mengonversi 500 gram menjadi kilogram:

500 gram = 500 ÷ 1000 = 0.5 kilogram

Penjelasan: Satu kilogram sama dengan 1000 gram, sehingga 500 gram setara dengan 0.5 kilogram.

B. Pengurangan Berat

Jika kita memiliki dua benda dengan berat 8 kilogram dan 3.5 kilogram, dan ingin mengurangkan berat benda kedua dari berat benda pertama:

Berat hasil = 8 - 3.5 = 4.5 kilogram

Penjelasan: Pengurangan berat benda kedua dari berat benda pertama menghasilkan berat hasil 4.5 kilogram.

Contoh Perhitungan Waktu:

A. Konversi Satuan Waktu

Jika kita ingin mengonversi 3 jam menjadi menit:

3 jam = 3 × 60 = 180 menit

Penjelasan: Satu jam sama dengan 60 menit, sehingga 3 jam setara dengan 180 menit.

B. Perbandingan Waktu

Jika perjalanan dari kota A ke kota B memakan waktu 4 jam, sedangkan perjalanan dari kota B ke kota C memakan waktu 2 jam, berapa lama total perjalanan dari kota A ke kota C?

Total waktu = 4 + 2 = 6 jam

Penjelasan: Total waktu perjalanan dari kota A ke kota C adalah 6 jam, dengan menghitung jumlah waktu perjalanan dari A ke B dan dari B ke C.

12. Peta dan Skala

Pada pelajaran ini, kamu akan memahami konsep peta dan skala. Kamu akan belajar bagaimana membaca dan memahami peta, serta cara mengukur jarak pada peta menggunakan skala yang diberikan.

Skala adalah perbandingan antara ukuran sebenarnya dengan ukuran yang direpresentasikan pada peta. Kamu akan mengetahui bagaimana menerapkan skala untuk menghitung jarak sebenarnya dari jarak pada peta.

Contoh Perhitungan Peta dan Skala:

A. Menghitung Jarak Sebenarnya

Jika pada peta skala 1:50000, dua titik memiliki jarak sepanjang 8 cm, berapa jarak sebenarnya antara kedua titik tersebut?

Jarak sebenarnya = Jarak pada peta × Skala = 8 cm × 50000 = 400000 cm

Penjelasan: Dengan skala 1:50000, setiap 1 cm pada peta mewakili 50000 cm (atau 500 m) dalam kehidupan nyata. Jadi, 8 cm pada peta setara dengan 400000 cm atau 4000 m.

B. Menentukan Skala Peta

Jika sebuah jalan raya yang panjangnya 12 km direpresentasikan dalam peta dengan panjang 4 cm, tentukan skala peta tersebut.

Skala = Jarak pada peta ÷ Jarak sebenarnya = 4 cm ÷ 12000 m = 1:3000

Penjelasan: Skala peta 1:3000 mengartikan bahwa setiap 1 cm pada peta mewakili 3000 cm (atau 3000 m) dalam kehidupan nyata.

C. Menghitung Luas Pada Peta

Jika pada peta skala 1:25000, sebuah danau terlihat berbentuk persegi panjang dengan panjang 3 cm dan lebar 2 cm, berapa luas sebenarnya dari danau tersebut?

Luas sebenarnya = Luas pada peta × Skala = (3 cm × 2 cm) × 25000 = 150000 cm²

Penjelasan: Dengan skala 1:25000, setiap 1 cm² pada peta mewakili 25000 cm² dalam kehidupan nyata. Jadi, luas pada peta 6 cm² setara dengan 150000 cm² atau 15 m².

D. Menentukan Jarak Pada Peta

Jika pada peta skala 1:1000000, jarak sebenarnya antara dua kota adalah 200 km, berapa jarak yang direpresentasikan pada peta?

Jarak pada peta = Jarak sebenarnya ÷ Skala = 200 km ÷ 1000000 = 0.2 cm

Penjelasan: Dengan skala 1:1000000, setiap 1 cm pada peta mewakili 1000000 cm (atau 10 km) dalam kehidupan nyata. Jadi, jarak sebenarnya 200 km setara dengan 0.2 cm pada peta.

13. Pengenalan Data

Dalam pelajaran ini, kamu akan diperkenalkan dengan konsep data. Data adalah informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

Kamu akan belajar bagaimana mengumpulkan data, mengorganisasi data dalam bentuk tabel atau diagram sederhana, dan memahami jenis-jenis data seperti data kategorik dan data numerik.

Contoh Data dalam Matematika:

A. Data Statistik

Jika kita memiliki data nilai ujian matematika siswa: 85, 92, 78, 95, 88.

Penjelasan: Data ini adalah data statistik yang menggambarkan nilai-nilai ujian matematika dari sekelompok siswa.

B. Data Geometri

Jika kita memiliki data panjang sisi-sisi segitiga: 5 cm, 7 cm, 9 cm.

Penjelasan: Data ini adalah data geometri yang menggambarkan panjang sisi-sisi segitiga dalam satuan sentimeter.

C. Data Koordinat

Jika kita memiliki data koordinat titik-titik pada bidang kartesian: (2, 3), (4, 7), (1, 5).

Penjelasan: Data ini adalah data koordinat yang menggambarkan posisi titik-titik pada bidang kartesian.

D. Data Fungsi

Jika kita memiliki data nilai-nilai fungsi y = 2x + 3 untuk beberapa nilai x: x = 1, 2, 3, 4.

Penjelasan: Data ini adalah data fungsi yang menghubungkan nilai x dengan nilai y melalui fungsi matematika.

E. Data Interval

Jika kita memiliki data interval waktu antara kedatangan dua bus: 10 menit, 15 menit, 20 menit.

Penjelasan: Data ini adalah data interval yang menggambarkan selang waktu antara kedatangan dua bus berturut-turut.

F. Data Probabilitas

Jika kita memiliki data peluang munculnya angka pada lemparan dadu: 1/6, 1/6, 1/6, 1/6, 1/6, 1/6.

Penjelasan: Data ini adalah data probabilitas yang menggambarkan peluang munculnya setiap angka pada lemparan dadu.

14. Menghitung Luas

Di sini, kamu akan mempelajari cara menghitung luas berbagai bentuk datar, seperti persegi, persegi panjang, segitiga, dan lingkaran.

Kamu akan mengerti rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung luas setiap bentuk, serta bagaimana menerapkan rumus-rumus ini dalam berbagai situasi.

Rumus Dan Contoh Perhitungan Luas Untuk Berbagai Bentuk Bangun Datar:

A. Luas Persegi

Luas = sisi × sisi

Contoh:

Jika panjang sisi sebuah persegi adalah 6 cm,

Luas Persegi = 6 cm × 6 cm = 36 cm²

B. Luas Persegi Panjang

Luas = panjang × lebar

Contoh:

Jika panjang sebuah persegi panjang adalah 8 cm dan lebarnya adalah 5 cm,

Luas Persegi Panjang = 8 cm × 5 cm = 40 cm²

C. Luas Segitiga

Rumus: Luas = 1/2 × alas × tinggi

Contoh

Jika tinggi sebuah segitiga adalah 12 cm dan alasnya adalah 10 cm,

Luas Segitiga = 1/2 × 10 cm × 12 cm = 60 cm²

D. Luas Lingkaran

Luas = π × jari-jari^2

Contoh:

Jika jari-jari sebuah lingkaran adalah 7 cm,

Luas Lingkaran = π × 7 cm × 7 cm ≈ 153.94 cm²

Selesaikan Tugas Kamu Sekarang!

Itulah beberapa pelajaran matematika kelas 5, beserta contoh dan cara penyelesaiannya. Bagia kamu seorang siswa kelas 5, kamu bisa mengikuti beberapa langkah diatas untuk menyelesaikan tugas sekolah.

Dan jika kamu kesulitan melakukannya sendiri, kamu bisa beli catatan pelajaran matematika kelas 5 SD di Stuvia Indonesia. Stuvia adalah platform jual beli catatan materi pelajaran pertama di Indonesia. Semua materi yang ada di Stuvia diunggah oleh pelajar/pengajar yang telah lolos seleksi sehingga terjamin kualitasnya.

Kini saatnya kamu memanfaatkan platform ini untuk mempermudah dalam memahami materi pelajaran, tidak terkecuali untuk pelajaran matematika kelas 5.

Temukan Sumber Belajar Terbaik

Hemat waktu dengan berfokus pada apa yang penting. Ringkasan studi, panduan belajar, dan catatan kelas yang ditulis oleh sesama siswa dan dengan cepat mempelajari hal-hal yang penting
Cari Sekarang!